Sabtu, 18 Mei 2013

just tell me?

Kalau sudah begini aku bisa apa?
Kemana harus berbagi?
Kepada siapa harus bersandar saat tak lagi mampu berdiri tegar?
Kepada siapa lagi aku bisa bicara tentang sesuatu yang menyesakkan ini?
Kepada siapa harus bertanya? Aku harus apa? Aku harus bagaimana?

We are so close, but no one can be open!
No, you're two just not opened to me!

Who i am?
Am i still yours?
Are we still like the old time?
so close, so happy, and always be together?

Saat ini, aku merasa hanya ada 'aku' dan 'kalian'
not we anymore :(


17 maret 2013

dari film 'first kiss' (thai movie)

Ada yang bilang, cinta itu
seperti menunggu bus.
Yang datang bukanlah yang
selalu kau harapkan.
Dan saat yang kau
harapkan datang,
..ada saja rintangan yang
menghalanginya.
Ini terjadi setiap saat.

Jika cinta seperti menunggu bus,
..kurasa setiap menit yang berlalu
pantas untuknya.
Mungkin bisa bertahun-tahun,
..tapi bus-ku sudah datang sekarang.
Aku akan naik bus ini
dan memulai perjalananku.

Apakah aku sudah bilang, kalau
cinta itu seperti menunggu bus?
Aku menemukan bahwa...
Itu bukan hanya tentang menunggu.
Aku belajar bahwa,
..saat bus-mu tiba,
..kau harus memutuskan
naik apa tidak.

Jika cinta seperti menunggu bus...
Kadang, walaupun kita
mendapat yang tepat..
..itu tak berarti kita akan
mendapatkan perjalanan yang mulus.

Aku biasanya takut naik bus.
Tapi mulai saat ini, aku tak takut.

Dan jika bus itu pergi
meninggalkanku..
Aku akan mengejarnya. :)

1 maret 2013

12022013

Berdamain dengan masa lalu, melepaskan, bukan melupakan :)

13 februari 2013

#DiaAllahPunya

DAP.. Kurasa sesuai dengan #DiaAllahPunya
aku harus tau kalau dia memang milikNya, not mine!
Saat ia ingin mengambilnya, aku harus bisa ikhlas, bagaimanapun caranya :)


12 februari 2013

kamu dan hujan


Kamu dan hujan, sama-sama saling mengingatkanku..
Hujan membuatku mengingatmu, dan kamu membuatku mengingat hujan..

Menyayangi seseorang itu sederhana, sesederhana kamu pada hujan :)

12 februari 2013 :)

Belajar dari danu

*ayo renungkan ini!


Jadi, danu itu adek sepupu gw, gw rasa dia adalah anak cowok yang paling perasa, mudah tersentuh hatinya.

Pernah suatu hari dia tanya sama ibunya begini " ma, gimana kalo ka andri meninggal? "
"huss.. Danu nggak boleh bilang kaya gitu" kata ibunya
seketika itu, danu langsung nangis sesenggukan. Dia keliatan sedih dan nyesel banget.

Cerita kedua nya, baru aja terjadi.
Mama gw baru aja pulang dari rumah mbah, dia cerita tentang danu
katanya gini, "tadi danu ngaji sama mamanya umi, terus dia lg di ajarin baca surat al-fatiha, an-nas dan surat pendek lainnya, sambil dibacain artinya.
lama kelamaan nundukin kepalanya, terus suara danu makin serak, ternyata dia nangis, nangis yang sedih banget, entah kenapa dia nangis, mungkin dia tersentuh sama arti dari bacaan itu.
Setelah selesai ngaji dia pulang, sampe rumah dia nangis lagi dan ini lebih heboh dari sebelumnya, sepertinya dia bener-bener takut..

Subhanallah~ dia anak kelas 1 SD yang sejujurnya emang belum ngerti banget tentang dosa, kiamat dan sebagainya aja bisa nangis waktu denger arti dari surat pendek itu, gimana lagi gw yang hampir 17tahun tapi masih belum juga mikirin dosa gw yang sepertinya emang udah numpuk :(
nggak munafik sih, gw ngerasa emang banyak dosa, dan gw belum pernah nyesel sampe nangis gitu :'(
astaghfirullah :(

gimana dengan kalian?

18 januari 2013

Sabtu, 29 Desember 2012

Haruskah seperti ini?

Layaknya 2 orang yang baru tersadar dari amnesianya, lalu saling
berbicara, obrolan ini terasa sangat canggung.

layaknya 2 orang asing yang baru berkenalan, saling asing dengan
bahasa yang digunakan satu sama lain, terlihat sangat aneh..

Sudah saling lupa kah? Atau memang sudah tidak saling mengenal?

Kadang, aku benci sebuah pertemuan, karna akan selalu berakhir dengan
sebuah perpisahan, ini tidak adil..

Mengapa kita harus bertemu, kalau akhirnya harus berpisah? Mengapa
kita saling mengenal, kalau akhirnya akan saling melupakan?

Haruskah selalu seperti ini? Aku sungguh tidak mengerti ini..
Aku benci ini, aku benci keadaan ini!

Tak bisakah kita bersikap seperti biasa, seperti saat-saat sebelumnya?
saat sebelum kita sempat terpisah sesaat?
hanya sesaat saja kita telah saling tak mengenal, bahkan mungkin telah
berusaha saling melupakan, lalu bagaimana nanti jika kita terpisah
untuk waktu yang lebih lama? mungkinkah kita sudah saling tak paham
satu sama lain? Atau jangankan untuk mengingat nama atau untuk
memahami wajah satu sama lain saja kita tak lagi mampu?
Haruskah seperti ini?

Tuhan, ini buruk :(
bagaimana kalau nanti tak lagi tersisa sedikitpun ingatan kami tentang
satu sama lain, aku takut ini terjadi tuhan..

Kumohon, aku tak ingin itu terjadi:(